Senin, 12 Desember 2011

Ada Apa Dengan Kakang Mbakyu....

Oleh : Agus Ali Imron Al Akhyar*


         Pemilihan Kakang Mbakyu yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Tulungagung merupakan suatu ajang yang bergengsi bagi generasi muda khususnya para pelajar yang berbakat. Selain itu pemilihan Kakang Mbakyu merupakan salah satu wahana untuk pencarian benih-benih generasi muda yang cinta akan budaya lokal pada khususnya. Sebab mengapa, ketika peserta Kakang Mbakyu yang akan ikut pemilihan diharuskan salah satunya menguasai materi paling tidak mengenai sejarah Daerah Tulungagung dan juga kebudayaan yang ada di Daerah Tulungagung.
Pemilihan tersebut merupakan suatu ajang yang baik untuk prospek kedepan pariwisata di Daerah Tulungagung. Peserta yang ikutpun setidaknya harus bisa bercakap aktif dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, pandai berbicara mengenai kebudayaan, tentunya harus cerdas dan berwawasan luas mengenai kebudayaan. Dalam hal ini merupakan salah satu cara yang nantinya disaat wisatawan dari luar maupun dalam negeri mengunjungi Daerah Tulungagung bisa berkomunikasi dengan baik. Perlunya diadakan Kakang Mbakyu adalah untuk bisa memperkenalkan kebudayaan dan peninggalan sejarah yang ada di Tulungagung kepada daerah lain dan khususnya untuk wisatawan luar negeri. Hal semacam itu perlu untuk kita syukuri, sebab ternyata di era modern sekarang ini masih banyak benih-benih generasi muda yang mencintai akan warisan nenek moyang.
Akan tetapi selama saya berdomisili di Daerah Tulungagung, belum pernah mengetahui sepak terjang dari Kakang Mbakyu untuk masyarakat Tulungagung secara umum, atau mungkin kali saya yang tidak mengetahuinya. Untuk itulah diharapkan dengan adanya pemilihan Kakang Mbakyu pada tahun 2008 ini dapat mendobrak angka wisatawan bagi Pemerintah Tulungagung. Perlu diketahui Daerah Tulungagung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang sangat baik sekali dalam prospek wisata. Mulai dari wisata alam dan wisata bahari, wisata seni kriya serta wisata budaya yang tentunya merupakan kekayaan asset wisata Daerah Tulungagung.
Hemat kata, apakah Kakang Mbakyu hanya dipilih dan tugas selanjutnya untuk memperkenalkan kebudayaan maupun daerah-daerah wisata yang ada di Tulungagung kepada wisatawan dalam negeri maupun wisatwan luar negeri saja?. Namun apakah tidak berpikir bagaimanakah caranya untuk mengembangkan dan memberdayakan warisan budaya yang ada di Daerah Tulungagung yang berupa candi-candi, makam tokoh Islam, museum maupun asset wisata lainnya yang belum digali agar menarik untuk dikunjungi.
Memang saya akui, bahwasanya pemilihan Kakang Mbakyu tersebut salah satu fungsinya untuk memperkenalkan kebudayaan dan asset wisata Daerah Tulungagung kepada wisatawan luar negeri maupun dalam negeri pada umumnya. Tentunya tidak itu saja, kita harus berpikir secara realita sekali, apakah kita siap untuk itu semua?. Dengan kondisi tempat-tempat wisata yang sedemikian rupa. Kita lihat saja keberadaan Museum yang menyedihkan karena sepi pengunjung, Candi yang ada di Tulungagung merana karena ditinggal kekasihnya yaitu kita sebagai pewarisnya, Makam-makam tokoh Islam yang menarik untuk dikembangkan sebagai objek wisata namun dinas terkaitpun tidak menyentuh secara positif. Sehingga sebelum kita menjamu tamu dari luar maupun dalam negeri tentunya harus berbenah diri, dan dalam berbenah diri tersebut jangan sampai menghilangkan nilai-nilai leluhur yang sangat berharga.
Padahal asset wisata semacam itu harus mendapat perhatian yang penuh, maka dari itulah perlunya pengembangan dan pemberdayaan untuk asset wisata perlu untuk digalakkan. Fungsi salah satu adanya Kakang Mbakyu tidak hanya untuk memperkenalkan asset wisata dan kebudayaan Tulungagung saja, melainkan harus bepikir dan bertindak dengan tegas bagaimana caranya untuk mengembangkan dan memberdayakan asset wisata untuk bisa menarik wisatawan khususnya dari luar negeri agar berkunjung di Daerah Tulungagung. Kalau perlu kerjasama dengan pihak lain yang mempunyai prospek kedepannya untuk mengembangkan dan memberdayakan asset wisata di Tulungagung. Sehingga sebuah ide, gagasan dan diaplikasikan dengan wujud realita tentunya untuk kebersamaan masyarakat Tulungagung.
Tidak harus Pemerintah Daerah maupun dinas terkait saja yang harus berpikir, melainkan warga masyarakat Tulungagung harus bisa bersatu padu dalam mewujudkan Kota Berbudaya. Saya sangat salut sekali kepada salah satu guru yang ada di Tulungagung, sebut saja Bapak Trijono, S.S., selain menjadi guru MAN Tulungagung 1 beliau juga meneliti serta pembimbing dari penulisan karya ilmiah mengenai sejarah dan budaya. Beliau dengan siswa-siswi MAN Tulungagung 1 yang terangkup dalam Kajian Ilmiah Remaja telah mengadakan penelitian mengenai Tulungagung mulai dari tahun 2004 dan penelitian mengenai Tulungagung tetap terus berlanjut. Selain itu berbagai konsep-konsep yang pernah dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah mengenai pengembangan dan pemberdayaan asset wisata di Daerah Tulungagung pernah di-ujikan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jakarta pada tanggal 7 Juli 2008 dalam bidang keguruan, selain itu anak didikannya pada bulan September 2008 kemarin juga masuk final di Departemen Agama Pusat Jakarta.
Dengan gambaran seperti itu diharapkan ada sinergi yang kuat antara Pemerintah Tulungagung khususnya dinas terkait serta bagi mereka yang mempunyai ide-ide maupun gagasan untuk mengembangkan dan memberdayakan warisan budaya yang ada di Daerah Tulungagung. Saya sangat terpukau melihat pemikiran-pemikiran yang dilakukan oleh salah satu guru MAN Tulungagung 1 tersebut, sebab ide-ide dan konsepnya untuk mengembangkan dan memberdayakan peninggalan masa lalu di Daerah Tulungagung. Seperti halnya konsep untuk mengembangkan museum agar tidak sepi dari pengunjung, candi-candi yang merana karena ditinggal pewarisnya dan masih banyak ide-ide maupun konsep yang dituangkan dalam wujud tulisan untuk kota marmer ini.
Sehingga dengan adanya pemilihan Kakang Mbakyu di Daerah Tulungagung, diharapkan tidak hanya untuk mengenalkan asset wisata di Daerah Tulungagung saja melainkan harus bisa berpikir aktif dan bertindak untuk mengembangkan asset wista di Tulungagung. Marilah kita mendo’akan serta berharap kepada Kakang Mbakyu yang nantinya terpilih bisa untuk mengembangkan dan memberdayakan asset wisata di Daerah Tulungagung, serta dapat menaikkan akan wisatawan dari luar maupun dalam negeri. Selain itu dengan keberadaan tempat wisata yang ramai dikunjungi secara tidak langsung menjadi instrument peningkatan perekonomian sekitar objek wisata.